SINGKAWANG: Kemeriahan menyambut perayaan Imlek 2561 dan Cap Go Meh

Singkawang Cap Go Meh 2010: Kota yang mayoritas dihuni warga Tionghoa ini memang menjadi tempat tujuan etnis Tionghoa dari berbagai kota di Indonesia dan luar negeri untuk merayakan Imlek dan Cap Go Meh.

Perayaan kali ini juga dimeriahkan dengan hadirnya lampion dan kue keranjang raksasa di Lapangan Kridasana di tambah lagi 10.985 buah lampion-lampion yang berderet di sepanjang ruas kota yang menjadikan singkawang tampak terlihat begitu indah dan megah. Lampion raksasa dan kue keranjang ini dibangun dengan dana swadaya masyarakat Singkawang untuk mendukung Visit Indonesia Year 2010.

Lampion raksasa dibangun dengan ketinggian 24 meter berdiameter 32 meter. Berbahan dasar bambu dan kayu cerucuk, sejak 4 Januari lalu, lampion raksasa dikerjakan 35 orang (warga RT 22 dan RT 23 Kaliasin Luar Kelurahan Sedau Kecamatan singkawang Selatan) Dibutuhkan 3.500 batang bambu serta 2.000 meter kain parasut berwarna merah untuk membuat lampion. Dengan pencahayaan lampu 4.000 ribu watt.

Sementara untuk kue keranjang raksasa dibutuhkan waktu 16 belas hari untuk mengolah ketan dan gula pasir sebagai adonan kue keranjang. Selain itu, dibutuhkan juga 4,6 ton ketan dan 4,6 ton gula pasir. Perayaan festival CAP GO MEH tahun 2010 ini diperkirakan telah menelan biaya 3 Milyar rupiah.

Festifal CAP GO MEH tahun 2010 kali ini juga menghadirkan 8 fotographer ternama indonesia (Jay subyakto, Yori Antan, Enrico Soekarno, Sigi Wimala, John Suryaatmadja, Syaiful Boen, Asfarinal dan Oscar Motuloh). Bahkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik pun ikut serta memberi perhatian.

Puncak acara cap go meh rencana akan dilaksanakan pada hari minggu 28 Febuari 2010 nanti, yang di tandai dengan arak-arakan ratusan tatung dari setiap kelenteng yang tersebar di setiap sudut kota singkawang. tatung-tatung ini akan berantaraksi di atas tandu, yang beralaskan pedang tajam atau paku tajam seraya memamerkan kekebalan tubuh mereka. Para warga tiongha khususnya mempercai bahwa para tatung ini menjadikan tubuh dan jiwa mereka seibarat medium atau perantara untuk berkomunikasi dengan roh leluhur atau para dewa. Dengan menggunakan Mantra dan Mudra tertentu, roh dewa dipanggil ke muka altar untuk kemudian akan memasuki raga para Tatung. Pemanggilan para Dewa atau roh leluhur ini biasa dilakukan dengan alasan-alasan dan kepentingan tertentu, misalnya untuk melakukan kegiatan pengobatan , membuang sial, atau meminta nasehat yang dipandang perlu.

Puncak acara Cap Go meh tahun ini kebetulan besertaan dengan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1431 H untuk penganut agama Islam yang juga rencana akan dilaksanakan pawai keliling pada hari Minggu 28 febuari 2008 nanti, tapi acara ini di rute jalan yang berbeda tentunya. Saya pribadi mengharapkan semoga dua acara yang kebetulan besertaan ini tidak akan menimbulkan konflik, Marilah kita selalu menjaga tali silahturahmi antara kita saling menghormati dan mencintai antar sesama. [Githu adjha Kok Repot] kata almarhum GUSDUR... Peace cuy... Peace warga Singkawang...

*Sedikit informasi untuk yang ingin berkunjung pada hari minggu 28 februari nanti tentu sebisanya mencari posisi yang pas untuk menikmati acara puncak cap go-meh di kota singkawang tahun ini, biasanya pusat arak-arakan ini di pusatkan di kelenteng tua singkawang yang posisinya terletak di jalan niaga.


Sumber : Rangkuman dr beberapa blog terkait di tambah informasi langsung dari tempat..

0 komentar:

    Oem Google

    Laman

    Pengikut

    Arsip Blog

    Label Kiriman