Pernah, kau hinggap di ranting hatiku dulu
Saat sayap cantikmu luka... Koyak berserakan
Beku kedinginan... karna bara asmaramu telah padam
Warnamu hilang.... tampak hanya tetes air kesedihan
Kau taruh rindu dendam.. Ataukah itu sebiji harapan ??
Saat kau menagis..... memegang hatiku yang lugu
Saat kau janjikan...... Suatu kata tanpa jaminan
Kau.... sendiri tanpa teman.... hanya kesedihan....
Diam-diam kau memungut kembali mimpimu yang hilang
Dan kau tikamkan belati tajam... ke dasar hati...
Meracuniku dengan rekayasa kerinduan...
Kau... Mencuri mimpiku yang teramat dalam...
Aku berusaha kembali utuh sebagai lelaki...
Menghapus air mata dan memecah mata yang berkaca..
Mewujudkan kembali mimpi baru . . .
Membentuk lagi untaian asa . . . .
Berharap tanpa setitikpun lagi bayangmu di belakangku
Berharap tanpa sedikitpun Jejakmu di alas kakiku . . .
Tapi . . . . . . . .
Butter fly . . . Butter fly . . .
Biarkan Ruh kejamku !!
Selalu Memangilmu dalam kesedihan...
Selalu Mengintaimu dalam kesendirian...
Butterfly . . .
14.21
|
Label:
Prosa
|
This entry was posted on 14.21
and is filed under
Prosa
.
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar